Rabu, 20 April 2016

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA MTsN 2 CIANJUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

A.                 Latar Belakang Masalah script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-5472439132536087",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual.
Pendidikan menjadi hal yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Selama manusia itu ada maka pendidikanpun akan senantiasa dibutuhkan. Pendidikan dilakukan dalam rangka membentuk pribadi peserta didik agar  mampu mengembangkan potensi dirinya dan memiliki ketahanan dalam bidang spiritual dan pengetahuan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang disusun dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)dan diberikan mulai dari SD hingga SMA. Berdasarkan struktur KTSP, bahan kajian IPS meliputi 3 kemampuan memahami seperangkat fakta, konsep, dan generalisasi tentang sistem sosial dan budaya, manusia, tempat dan lingkungan, perilaku ekonomi dan kesejahteraan, waktu, keberlanjutan dan perubahan, sistem berbangsa dan bernegara. Adapun tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang sekolah dasar adalah agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006). Sasaran pembelajaran IPS di SD meliputi aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan dari pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Namun kenyataan yang terjadi tujuan IPS belum mampu mencapainya secara maksimal. Di lapangan seorang guru IPS belum mampu menyentuh fungsi mendidiknya secara maksimal. Pembelajaran IPS baru sebatas teoretis, di hapal, dan tidak memiliki muatan dan ruh untuk mengubah dirinya menjadi pribadi peserta didik yang paripurna.
Begitu pula menyinggung masalah prestasi belajar siswa bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang membosankan. Semangat belajar siswa kecil. Bahkan IPS dianggap pelajaran yang paling mudah dan tidak ada tantangan dalam mengkajinya. Siswa tidak memiliki catatan sama sekali. Bahkan siswa menganggap tidak merasa dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor yang menyebabkan kurangnya prestasi siswa, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi. Guru masih sering menggunakan model pembelajaran klasik yaitu ceramah. Tidak ada penggunaan model pembelajaran dengan variasi lain yang lebih menarik. Pembelajaran berlangsung monoton, Siswa menulis, guru menerangkan, pembelajaran pun ditutup. Siswa pun bosan dan keaktifan pun sangat rendah.
Dalam pembelajaran IPS, yang menjadi salah satu bentuk proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran IPS yang disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu sebagaimana yang tertuang dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Pembelajaran IPS yang disusun secara terpadu, diupayakan agar peserta didik dapat mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Dengan pelajaran IPS yang disusun secara terpadu, maka tujuan pendidikan IPS di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, mandiri, dan kepedulian sosial dapat dicapai oleh peserta didik di dalam kelas. Pembelajaran IPS di Indonesia, secara umum masih diajarkan secara terpisah-pisah. Salah satu penyebab hal ini dapat terjadi, karena guru IPS belum memahami penerapan pembelajaran IPS secara terpadu. Menurut salah satu media online yang dilansir oleh Kompasiana.com tanggal 31 Oktober 2011, ada beberapa hal yang dikeluhkan oleh guru terhadap pelajaran IPS di sekolah, misalnya fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang tidak sesuai dengan kebutuhan, masih rendahnya hasil pembelajaran IPS di sekolah, dan ketidaksiapan dari guru yang ada di sekolahnya untuk membelajarkan IPS secara terpadu.
Kalaupun metode diskusi diterapkan dalam pembelajaran, tetapi teknik yang dugunakannya seperti halnya kegiatan seminar. Misalnya kelompok persentase di depan lalu siswa sebagai penyimak menanggapinya. Terus saja diskusi yang dilakukan seperti itu, tidak ada variasi yang menarik bagi siswa. Sehingga Kegiatan siswa di kelas adalah siswa harus duduk rapi mendengarkan, meniru dan mencontoh cara-cara yang diterapkan guru serta menyelesaikan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan guru tanpa ada tindakan lebih lanjut mengenai tugas tersebut.
Mengingat pembelajaran yang dilakukan di kelas kurang bervariasi seperti yang telah diuraikan di atas, maka untuk membuktikan keunggulan prestasi peserta didik di sini akan dicoba diterapkan salah satu model pembelajaran yang sebenarnya tidak terlalu asing bagi seorang guru yaitu model coopratif learning team game tournament (tgt).
Penggunaan metode TGT ini diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi pemahaman dan penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan harapan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Keaktifan siswa pun meningkat serta memiliki motivasi yang besar untuk belajar IPS
http://apepmunajat.sharethisstory.net/id-914876-5712

Tidak ada komentar:

Rekonstruksi pendidikan idul adha

Rekonstruksi Pendidikan Idul Adha Oleh  Apep Munajat (Penulis Adalah Pengurus Pergunu Kabupaten Cianjur, Mahasiswa Program Doktor UN...